Ya
sekarang disini saya akan membahas tentang perbedaan antara masyarakat desa dan
kota. Dilihat dari beberapa segi, masyarakat pedesaan mengalami
pergeseran nilai, norma serta adat istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh
banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi
maupun status sosialnya.
Masyarakat
adalah sebuah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti cara hidup
dan peraturan yang harus dipatuhi dimana individu itu tinggal. Sebuah
kelompok masyarakat mau tidak mau harus mengikuti peraturan yang sudah menjadi
kebiasaan di lingkungan mereka dan semua
manusia merupakan saudara dan kita semua sama. Yang membedakan diri kita dengan
individu lain atau orang lain adalah jalan pikiran sesorang untuk menentukan
hidupnya. Kelompok masyarakat yang tinggal disatu tempat yang jauh dari
keramaian kota tentu akan berbeda dengan kelompok masyarakat yang tinggal
dikeramaian kota yang penuh dengan kemajuan tekhnologi dan derasnya informasi
yang masuk ke jalan pikiran kelompok masyarakat tersebut. Hal ini sudah
dibuktikan diberbagai negara belahan dunia. Bukti yang sangat jelas adalah
diberbagai negara pasti terdapat suku asli atau penduduk asli yang tinggal
dipedalaman yang masih memiliki kepercayaan kepada leluhur mereka dan mereka
masih memakai peraturan yang sudah lama mereka pakai sejak nenek moyang mereka
hingga sekarang. Hal ini disebabkan karena kehidupan mereka jauh dari segala
informasi tentang kemajuan jaman sehingga mereka tidak tahu apa-apa tentang
kehidupan diluar.
A.
Masyarakat pedesaan
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari
bahasa Inggris, Tradition artinya
Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa
pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri
mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara
unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan
pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong
menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian,
adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai
ciri yang jelas.
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga
seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai
masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Afektifitas
ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita
orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b)
Orientasi
kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman
persamaan.
c)
Partikularisme
pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus
untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme).
d)
Askripsi
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e)
Kekabaran
(diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya
tanpa pengaruh dari luar.
B.
Masyarakat Perkotaan
Menurut Dwigth Sanderson,
kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Pengertian
kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan
tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat
perkotaan, yaitu :
a)
Kehidupan
keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang
kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b)
Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada
orang lain (Individualisme).
c)
Pembagian
kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
d)
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e)
Jalan
kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat
mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f)
Perubahan-perubahan tampak
nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
C.
Perbedaan
antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai
hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan
warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas
dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994).
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan
sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota Dari
segi sikap masyarakat desa jauh lebih dapat bersosialisasi dibandingkan dengan
masyarakat dikota. Masyarakat didesa lebih berkerabat antara satu dengan yang
lainnya. Karena didesa yang paling penting adalah saling membantu, saling
menolong, saling menghargai dan menghormati dan saling pengertian.hal-hal
itulah yang menjadikan masyarakat didesa jauh lebih dapat bersosialisasi
dibandingkan dengan masyarakat dikota. Masyarakat dikota banyak yang kurang
dapat bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar mereka. Hal ini
dibuktikan di kota banyak perumahan yang mendirikan pagar setinggi 2 meter
lebih sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui siapa yang tinggal di
rumah tersebut. Masyarakat di perkotaan banyak yang lebih suka menyendiri
doibandingkan berkumpul antar tetangga. Hal inilah yang membedakan masyarakat
desa dan masyarakat kota dalam bersosialisasi antar masyarakat sekitar di
lingkungan mereka.
Dari segi
penghasilan pun masyarakat desa dan masyarakat kota sangat berbeda jauh.
Masyarakat kota biasanya memiliki lebih banyak penghasilan dibandingkan dengan
masyarakat di desa. Dan hasil penghasilan merekalah yang akan mempengaruhi gaya
kehidupan mereka. Masyarakat yang memiliki penghasilan yang tidak cukup banyak
mungkin akan lebih belajar untuk menghemat uang mereka dan menggunakan mereka
sebaik-baiknya untuk menyambung hidup mereka dan biasanya penghasilan
masyarakat yang lebih besar yang biasanya masyarakat perkotaan biasanya mereka
lebih boros dalam penggunaan penghasilan mereka. Maka dari segi penghasilanlah
yang membedakan biaya hidup di kota jauh lebih mahal dibandingkan didesa. Biaya
hidup didesa yang jauh lebih murah dibandingkan didesa, karena segala sumber
daya makanan yang ada dikota biasanya berasal dari desa sehingga harga dikota
jauh lebih mahal dibandingkan didesa.